tugas besar Parkir otomatis bawah tanah
Sistem Parkir Otomatis atau
disebut juga Sistem Manless merupakan perlengkapan pada gedung parkir maupun
peralatan palang parkir yang dilengkapi dengan pintu gerbang masuk tempat
pengambilan karcis/tanda masuk parkir demikian juga pada pintu keluar. pada
pintu keluar diperiksa karcis parkirnya dan besaran biaya yang dikenakan kepada
pemarkir serta pembayarannya.
Pada tempat parkir modern,
pengoperasian tempat parkir dapat dilakukan tanpa petugas di gardu masuk maupun
keluar. kendaraan dapat dilengkapi dengan suatu perangkat elektronik yang
mengidentifikasi kendaraan yang masuk ke area parkir, membuka palang parkir
secara otomatis demikian juga pada saat keluar.
Dengan menerapkan Sistem Parkir
Otomatis ini ( Manless ) maka akan semakin memudahkan dan menambah keuntungan
bagi pengelola parkir, baik pengelola parkir gedung komersil, perumahan ataupun
perkantoran.
1. Dapat memahami sistem rangkaian aplikasi parkir otomatis
menggunakan sensor infrared, sensor touch, dan PIR sensor.
2. Mengaplikasikan rangkaian aplikasi parkir otomatis
kedalam software proteus
3. Untuk dapat mengetahui penggunaan aplikasi parkir
otomatis
4. Untuk dapat lebih memahami karakteristik parkir
otomatis
5. Untuk menyelesaikan tugas besar yang diberikan Bapak
Dr. Darwis
A. Alat
B. Bahan

1. Masukan angka langsung dari kode warna gelang pertama.
2. Masukan angka langsung dari kode warna gelang kedua.
3. Masukan angka langsung dari kode warna gelang ketiga.
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n), ini merupakan nilai toleransi dari resistor.

Op-Amp adalah singkatan dari Operational Amplifier. Merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. IC Op-Amp adalah piranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal, baik sinyal DC maupun sinyal AC. Op amp berfungsi sebagai pengindra dan penguat sinyal masukan baik DC maupun AC juga sebagai penguat diferensiasi impedansi masukan tinggi, penguat keluaran impedansi rendah. OpAmp banyak dimanfaatkan dalam peralatan-peralatan elektronik sebagai penguat, sensor, mengeraskan suara, buffer sinyal, menguatkan sinyal, mengitegrasikan sinyal. Selain itu digunakan pula dalam pengaturan tegangan, filter aktif, intrumentasi, pengubah analog ke digital dan sebaliknya.
5) Ground
Ground berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting.
Komponen Input
- * Operating voltage 2.0V~5.5V
- * Operating current @VDD=3V, no load, SLRFTB=1
- * The response time max about 60mS at fast mode, 220mS at low power mode @VDD=3V
- * Sensitivity can adjust by the capacitance (0~50pF) outside
- * Have two kinds of sampling length by pad option (SLRFTB pin)
- * Stable touching detection of human body for replacing traditional direct switch key
- * Provides Fast mode and Low Power mode selection by pad option (LPMB pin)
- * Provides direct mode ‘toggle mode by pad option (TOG pin), Open drain mode by bonding option, OPDO pin is open drain output, Q pin is CMOS output
- * All output modes can be selected active high or active low by pad option (AHLB pin)
- * Have the maximum on time 100sec by pad option (MOTB pin)
- * Have external power on reset pin (RST pin)
- * After power-on have about 0.5sec stable-time, during the time do not touch the key pad, And the function is disabled
- * Auto calibration for life and the re-calibration period is about 4.0sec, when key has not be touched
Spesifikasi :
- Deteksi sudut 120 derajat.
- Kisaran deteksi 7m.
- Ukuran: 32x24mm
- Output sinyal switch TTL output sinyal tinggi (3.3 V), output sinyal rendah (0.4 V).
- Waktu pemicu dapat disesuaikan 0,3 detik hingga 10 menit.
- Umum digunakan dalam perangkat anti-pencurian dan peralatan lainnya.
- Modul telah dipaksa untuk mengatur bekerja memicu dapat digunakan kembali
- Tegangan kerja 4,5 untuk 20V

Komponen Output
- Infra merah : 1,6 V.
- Merah : 1,8 V – 2,1 V.
- Oranye : 2,2 V.
- Kuning : 2,4 V.
- Hijau : 2,6 V.
- Biru : 3,0 V – 3,5 V.
- Putih : 3,0 – 3,6 V.
- Ultraviolet : 3,5 V.
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi atau solenoid di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kotak saklar akan menutup. Pada saat rus dihentikan, gaya magnet akan dihentikan, gaya magnet akan hilang. Tuas akan kembali ke posisi semuladan kontak saklar kembali terbuka.relay biasanya digunakan untuk menggerakan arus atau tegangan yang besar
Pada dasarnya relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu:
- Electromagnet
- Armature
- Switch contact point (saklar)
- Spring
Kontak poin relay terdiri atas dua yaitu :
- Normally close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi close
- Normally open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi open
- 1.
Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi
untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu
rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya
bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori
komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut
Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi
berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai
resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti
nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang
berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan
suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu
mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.
Simbol Resistor Sebagai Berikut :
Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang
berhubungan dengan resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain
skema elektronika resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor
variabel disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk resistorjenis potensiometer
ada yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT”.
Kapasitas Daya Resistor
Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum
yang mampu dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini
dapat dikenali dari ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya
dalamsatuan Watt untuk resistor dengan kemasan fisik besar. Menentukan
kapasitas daya resistor ini penting dilakukan untuk menghindari resistor rusak
karena terjadi kelebihan daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan
sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.
Nilai Toleransi Resistor
Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi
dari nilai yang tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan
dinyatakan resistor dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu
perubahan karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional resistor
tersebut. Nilai torleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu
resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi
kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%)
dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).
Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan
resistor dengan kode warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan
toleransi 5% maka dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau
dengan kode huruf J pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang
banyak dijual dipasaran pada umumnya resistor 5% dan resistor 1%.
Jenis-Jenis Resistor
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk
membuat resistor dibedakan menjadi resistor kawat, resistor arang dan
resistor oksida logam atau resistor metal film.
Resistor Kawat (Wirewound Resistor)
- Resistor
kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat dengan bahat
kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan dari
panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat
dengan kapasitas daya yang besar.
Resistor Arang (Carbon Resistor)
- Resistor
arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan
utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor
yang banyak digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor
jenis ini dapat kita jumpai dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt,
1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.
Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)
- Resistor
oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film merupakan
resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang memiliki
karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan
nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip
denganresistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna yang
digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon,
resistor metal film ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya
yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt. Resistor metal film ini banyak
digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat industri dan perangkat
militer.
Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu resistor tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap
(Variable Resistor)
Resistor Tetap(Fixed Resistor)
- Resistor
tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat diubah atau
tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian elektronika
sebagai pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor tetap
dapat kita temui dalam beberpa jenis, seperti :
- Metal
Film Resistor
- Metal
Oxide Resistor
- Carbon
Film Resistor
- Ceramic
Encased Wirewound
- Economy
Wirewound
- Zero
Ohm Jumper Wire
- S I
P Resistor Network
Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)
- Resistor
tidak tetap atau variable resistor terdiridari 2 tipe yaitu :
- Pontensiometer,
tipe variable resistor yang dapat diatur nilai resistansinya secara
langsung karena telah dilengkapi dengan tuas kontrol. Potensiometer
terdiri dari 2 jenis yaitu Potensiometer Linier dan Potensiometer
Logaritmis
- Trimer
Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang membutuhkan alat bantu
(obeng) dalam mengatur nilai resistansinya. Pada umumnya resistor jenis
ini disebut dengan istilah “Trimer Potensiometer atau VR”
- Thermistor,
yaitu tipe resistor variable yangnilairesistansinya akan berubah
mengikuti suhu disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2 jenis yaitu
NTC dan PTC. Untuk lebih detilnya thermistor akan dibahas dalam artikel
yang lain.
- LDR (Light
Depending Resistor), yaitu tipe resistor variabel yang nilai
resistansinya akan berubah mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR
tersebut.
Jenis-jenis resistor tetap dan variable diatas akan dibahas
lebih detil dalam artikel yang lain.
Menghitung Nilai Resistor
Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode
huruf pada resistor. Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode
warna dapat ditemukan pada resistor tetap dengan kapasitas daya rendah,
sedangkan nilai resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada
resistor tetap daaya besar dan resistor variable.
Kode Warna Resistor
Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring
5 dan 6 ring warna. Dari cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut
memiliki arti dan nilai dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna
yaitu :
Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna
- Maka
cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3
merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai
toleransi resistor.
Resistor Dengan 5 Cincin Kode Warna
- Maka
cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna
ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan
nilai toleransi resistor.
Resistor Dengan 6 Cincin Warna
- Resistor
dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin
warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan
coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk
resistor tersebut.
Kode Huruf Resistor
Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai
resistansinya dengan mudah karenanilia resistansi dituliskan secara langsung.
Pad umumnya resistor yang dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan
penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf
digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor.
Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :
- R,
berarti x1 (Ohm)
- K,
berarti x1000 (KOhm)
- M,
berarti x 1000000 (MOhm)
Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :
- F,
untuk toleransi 1%
- G,
untuk toleransi 2%
- J,
untuk toleransi 5%
- K,
untuk toleransi 10%
- M,
untuk toleransi 20%
Rumus Resistor:
Resistor mempunyai nilai resistansi
(tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua
pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan
arus yang mengalir, berdasarkan persamaan Hukum OHM :
Dimana V adalah tegangan, I adalah kuat arus, dan R
adalah Hambatan
Mencari resistansi total dalam rangkaian dapat menggunakan :
Seri : Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Paralel: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +
….. + 1/Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
2. Dioda
Dioda atau disebut juga sinyal dioda
adalah komponen dasar semikonduktor aktif yang hanya bisa mengalirkan arus satu
arah saja (forward bias) yaitu dari arah positip (Anoda) ke arah negatif
(Katoda) namun memblok arus untuk arah sebaliknya. Dalam rangkaian elektronika
dioda diibaratkan sebagai kran/katup listrik satu arah. Dioda memiliki dua
elektroda yaitu elektroda positip (Anoda) dan elektroda negatif (Katoda).
Secara umum dioda biasa dipakai untuk merubah arus bolak-balik (AC) menjadi
arus searah (DC) atau disebut sebagai Rectifier.
Dioda dibuat dari bahan semikonduktor
seperti germanium (Ge), Silicon (Si) dan galium arsenide (GaAs), sifat listrik
pada jenis material tersebut ialah menengah atau dengan kata lain tidak baik
sebagai konduktor dan tidak baik juga sebagai insulator, sifat ini dinamakan
semikonduktor.
Material semikonduktor memiliki sangat
sedikit "elektron bebas" karena molekul atomnya terkumpul bersama
dalam bentuk pola kristal yang sering disebut "kisi kristal". Untuk
meningkatkan daya hantar listrik pada material ini maka perlu dicampurkan
"kotoran atom" pada struktur kristalnya sehingga menghasilkan lebih
banyak elektron bebas dan lubang atom. Untuk menghasilkan sisi Negatif (katoda)
pada dioda maka material semikonduktor biasanya dicampurkan kotoran atom dengan
bahan seperti: Arsenik, Antimony atau Fosfor. dan untuk menghasilkan sisi
positip (Anoda) dicampur dengan kotoran atom dari bahan Aluminium, Boron atau
Galium.
JENIS DAN SIMBOL DIODA
Seperti penjelasan diatas, Jenis dioda tergantung dari bahan
material yang dipakai saat pembuatannya, dibawah ini adalah contoh gambar dan
simbol dari jenis-jenis dioda:
1. Dioda Silicon
Terbuat dari bahan Germanium, memiliki
drop tegangan maju (forward volt drop) 0,7V, pada rangkaian elektronika biasa
dipakai sebagai penyearah (rectifier). Contoh dioda Germanium adalah:
1N4000 series dan 1N5000 series dll.
2. Dioda Germanium
Terbuat dari bahan Silicon, memiliki drop
tegangan maju (forward volt drop) 0,3V. Biasa diaplikasikan sebagai dioda
penyearah. contoh dioda silicon adalah: IN4148 atau 1N914 dll.
3. Dioda Zener
Terbuat dari bahan silikon, dioda zener atau
sering disebut juga "breakdown diode" berfungsi sebagai pembatas
tegangan pada rangkaian, atau dengan kata lain dioda zener adalah komponen
regulator tegangan sederhana. dioda zener memiliki rating tegangan antara
1 sampai ratusan volt dengan daya mulai dari 1/4w.
4. Light Emitting Diode atau LED
Adalah jenis dioda yang dapat
mengeluarkan cahaya, LED yang banyak dipasaran berbentuk kubah bulat dan
juga kotak persegi dengan variasi warna merah, kuning, hijau, biru atau putih.
batas arus maksimum LED adalah 20mA. dan memiliki drop tegangan maju (forward
volt drop) antara 1,2v sampai 3,6v tergantung dari jenis warna LED.
5. Dioda Schottky
disebut juga dioda power memiliki drop
tegangan maju (forward bias) yang rendah, namun rating arus dan tegangannya
tinggi. Biasa dipakai sebagai penyearah pada frekuensi tinggi, sering dipakai
pada rangkaian pengisian battre, AC Rectifier dan Inverter.contoh untuk dioda
schotky adalah 5819 atau 58xx dll.
3. Transistor
Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang
diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki.
Masing-masing kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.
1. Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron
atau muatan negatif.
2. Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif
untuk keluar dari dalam transistor.
3. Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan
negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.
Berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus
(switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Selain itu,
transistor biasanya juga dapat digunakan sebagai saklar dalam rangkaian
elektronika. Jika ada arus yang cukup besar di kaki basis, transistor akan
mencapai titik jenuh. Pada titik jenuh ini transistor mengalirkan arus secara
maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor seolah-olah short pada
hubungan kolektor-emitor. Jika arus base sangat kecil maka kolektor dan emitor
bagaikan saklar yang terbuka. Pada kondisi ini transistor dalam keadaan cut off
sehingga tidak ada arus dari kolektor ke emitor.
Transistor adalah alat semikonduktor yang
dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus
(switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat
dari sirkuit sumber listriknya. Kapasitor NPN memiliki simbol seperti gambar di
bawah ini:
Simbol Transistor NPN BC547
Terdapat rumus rumus dalam mencari transistor seperti rumus
di bawah ini:
Rumus dari Transitor adalah :
hFE = iC/iB
dimana, iC =
perubahan arus kolektor
iB = perubahan arus basis
hFE = arus yang dicapai
Rumus dari Transitor adalah :
Karakteristik Input
Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran
electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki
tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut
kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki dua
sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan
basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling
bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda
dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.
Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka
apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat
grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis
lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika
tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara
cepat.
Pemberian bias
Ada beberapa macam
rangkaian pemberian bias, yaitu:
1. Fixed bias yaitu, arus bias IB didapat
dari VCC yang dihubungkan ke kaki B melewati tahanan R seperti gambar
58. Karakteristik Output.
2.Self Bias adalah arus input didapatkan dari
pemberian tegangan input VBB seperti gambar 60.
3. Emitter-Stabilized Bias adalah rangkaian
Fixed bias yang ditambahkan tahanan RE.
Sehingga tahanan RE kalau dilihat dari input untuk mencari
arus IB adalah sebesar (β+1)RE.
4. Voltage-divider Bias adalah arus bias
didapatkan dari tegangan di R2 dari hubungan VCC seri dengan R1 dan R2 seperti
gambar 61. Untuk mencari arus IB maka dilakukan perubahan rangkaian dengan
memakai metoda thevenin sehingga menghasilkan rangkaian pengganti seperti gambar
62.
Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda
yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika
transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif.
Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya
beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya dihindari
karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.
4. Op-amp LM741
Penguat operasional atau yang
dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang
memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara
ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta
impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi
masukan dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.
Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
1. Detektor Non Inverting
Rangkaian detektor non inverting dengan tegangan input
Vi berupa gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref > 0 Volt adalah
seperti gambar 78.
2. Non Inverting Amplifier
Rangkaian non inverting amplifier (tidak membalik)
adalah seperti gambar 122, input dimasukkan ke kaki non inverting sehingga
tegangan output yang dihasilkan sefasa dengan tegangan input. Untuk mencari
turunan penguatan tegangan ACL maka rangkaian dimisalkan dahulu dengan input dc
positif, seperti gambar 123.
3. Voltage Follower
Rangkaian voltage follower atau buffer dimana ACL = 1,
adalah seperti pada gambar 129.
Syarat op-amp ideal adalah Ed= 0 maka VO = Vi sehingga
ACL= Vo/Vi=1
4. Different Amplifier
Rangkaian Diferential Amplifier adalah menghasilkan selisih
dari dua input yang satu diinputkan ke kaki invertingdanyang
satu lagi diinputkan ke kaki non inverting seperti terlihat pada gambar132
diatas.
5. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang
dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical
(Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil)
dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik
yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan
lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V
dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya)
untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Simbol di proteus
6. Ground
Ground adalah titik yang dianggap sebagai titik
kembalinya arus listrik arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak-balik
atau titik patokan (referensi) berbagai titik tegangan dan sinyal listrik di
dalam rangkaian elektronika.
Simbol di proteus
7. Power Supply
Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang
paling penting bagi sistem elektronika. Power supply atau catu daya adalah
suatu alat atau perangkat elektronik yang berfungsi untuk merubah arus AC
menjadi arus DC untuk memberi daya suatu perangkat keras lainnya. Sumber AC
yaitu sumber tegangan bolak-balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan
sumber tegangan searah. Power supply/unit catu daya secara efektif harus
mengisolasi rangkaian internal dari jaringan utama,
dan biasanya harus dilengkapi dengan pembatas
arus otomatis atau pemutus bila terjadi
beban lebih atau hubung singkat. Bila pada
saat terjadinya kesalahan catu daya, tegangan
keluaran DC meningkat di atas suatu nilai aman
maksimum untuk rangkaian internal, maka daya secara otomatis harus diputuskan.
Simbol di proteus
8. Motor DC
Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai
tegangan arus searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak
mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak
berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor arus
searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak
langsung/directunidirectional.
Motor DC adalah piranti elektronik yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik berupa gerak rotasi. Pada motor DC terdapat
jangkar dengan satu atau lebih kumparan terpisah. Tiap kumparan berujung pada
cincin belah (komutator). Dengan adanya insulator antara komutator, cincin
belah dapat berperan sebagai saklar kutub ganda (double pole, double throw
switch). Motor DC bekerja berdasarkan prinsip gaya Lorentz, yang menyatakan
ketika sebuah konduktor beraliran arus diletakkan dalam medan magnet, maka sebuah
gaya (yang dikenal dengan gaya Lorentz) akan tercipta secara ortogonal diantara
arah medan magnet dan arah aliran arus. Kecepatan putar motor DC (N) dirumuskan
dengan Persamaan berikut.
Simbol motor DC di proteus:
8. Potensiometer
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang
Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika
ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang
tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer
terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi
sebagai pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal
Potensiometer beserta bentuk dan Simbolnya.
Struktur Potensiometer beserta Bentuk dan Simbolnya
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen
Potensiometer adalah :
- Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
- Element Resistif
- Terminal
Jenis-jenis Potensiometer
Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3
macam, yaitu :
- Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai
resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke
kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan
Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
- Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai
resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan
yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut.
Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel
Potentiometer.
- Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya
kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk
memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang
dilakukan pengaturannya.Jenis-jenis Potensiometer
Prinsip Kerja (Cara Kerja) Potensiometer
Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen
resistif yang membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya.
Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper)
yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif
(Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang
mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.
Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari
bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).
Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer
dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear
Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).
Fungsi-fungsi Potensiometer
Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau
hambatan, Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan
Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut :
Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video
seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
Sebagai Pembagi Tegangan
Aplikasi Switch TRIAC
Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
Sebagai Pengendali Level Sinyal
9. Baterai
Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang
dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat
digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik
yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control
menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita
tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat
elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan
kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya
dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang
(Rechargeable).
9. Buzzer
- A.
Konfigurasi PIN Buzzer
|
1 |
Positif |
Diidentifikasi dengan simbol (+) atau kabel terminal yang
lebih panjang. Dapat didukung oleh 12V DC |
|
2 |
Negatif |
Diidentifikasi oleh kabel terminal pendek. Biasanya
terhubung ke ground sirkuit |
B. Spesifikasi Buzzer
1. Rated Voltage : 12V
2. DC Operating Voltage : 4 to 8V
3. DC Rated Current* : ≤30mA
4. Sound Output at 10cm* : ≥85dB
5. Resonant Frequency : 2300 ±300Hz
6. Tone : Continuous
7. Operating Temperature : -25°C to +80°C
8. Storage Temperature : -30°C to +85°C
9. Weight : 2g
*Value applying at rated voltage (DC)
- SENSOR
1) PIR Sensor
Sensor PIR (Passive
Infrared Receiver) adalah sebuah sensor yang biasa digunakan untuk mendeteksi
keberadaan manusia. Sensor PIR adalah sebuah sensor yang menangkap pancaran
sinyal inframerah yang dikeluarkan oleh tubuh manusia maupun hewan. Sensor PIR
dapat merespon perubahan- perubahan pancaran sinyal inframerah yang dipancarkan
oleh tubuh manusia.
Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor
gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah
gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal:
manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal:
dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima
setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan
pembacaan pada sensor.
Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a) Lensa Fresnel
Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an.
Digunakan sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan
paling luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka
membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk
memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel pada mobil
telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga
berguna dalam pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan
sinar terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan
diseluruh lebar berkas cahaya.
b) IR Filter
IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang
gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang
gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10
mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya
bereaksi pada tubuh manusia saja.
c) Pyroelectric Sensor
Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira
32˚C, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan.
Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric
sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic
sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate
menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena
pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Material pyroelectric
bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh
infrared pasif tersebut. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang
terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.
d) Amplifier
Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk
pada material pyroelectric.
e) Komparator
Setelah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan
oleh komparator sehingga mengahasilkan output.
Simulasi Gif kasar berikut menunjukkan bagaimana sensor PIR
merespons manusia yang bergerak dan mengembangkan beberapa pulsa pendek dan
tajam di seluruh output lead-nya untuk pemrosesan yang diperlukan atau memicu
tahap relay yang dikonfigurasi dengan tepat
Simbol PIR Sensor :
2). Load Cell (indikator beban)
Spesifikasi (Jenis standar poliester yang didukung)
Rentang suhu
-300C hingga + 800C
Panjang alat ukur
8 mm
Lebar alat ukur
2
mm
Faktor pengukur
2.1
Panjang alas (tipe tunggal)
13,0 mm
Lebar alas (tipe tunggal)
4,0 mm
Diameter dasar (mawar)
21,0 mm
Spesifikasi (Miniatur jenis yang didukung poliimida)
Kisaran suhu
-30 ° C hingga + 180 ° C
Panjang pengukur
2mm_______ 5mm
Lebar pengukur
1,6
mm_____ 1,8 mm
Faktor pengukur
2.0
_________ 2.1
Panjang dasar (tipe tunggal)
6,0 mm_____ 9,0 mm
Lebar alas (tipe tunggal)
2,5 mm_____ 3,5 mm
Diameter dasar (mawar)
7,5 x 7,5 mm _12 x 12 mm
Prinsip Kerja:
Selama proses penimbangan akan mengakibatkan reaksi terhadap
elemen logam pada load cell yang mengakibatkan gaya secara elastis. Gaya yang
ditimbulkan oleh regangan ini dikonversi ke dalam sinyal elektrik oleh strain
gauge (pengukur regangan) yang terpasang pada load cell.
Prinsip kerja load cell berdasarkan rangkaian Jembatan
Wheatstone:
Lalu apa yang disebut strain gauge dan apa fungsinya?
Strain gauge adalah sebuah konduktor yang diatur sedemikian
rupa dengan pola zig-zag dan terdapat di permukaan membrane. Ketika terjadi
peregangan membrane, otomatis resistansinya mengingkat. Strain gauge berfungsi
sebagai sensor untuk mengukur berat benda atau barang dalam ukuran besar.
Umumnya sensor strain gauge ini terdapat pada jembatan timbang atau timbangan
truk (truck scale).
Secara fisik strain gauge berupa grid metal foil cukup tipis
yang melekat pada permukaan Load Cell. Akibat adanya beban di load cell maka
terjadi strain lalu ditransmisikan ke foil grid. Tahanan dari foil grid ini
mengalami perubahan dengan nilai sebanding strain induksi beban.
Umumnya strain gauge memiliki sensor tipe metal foil dimana
proses photoeching kemudian membentuk konfigurasi grid. Prosiesnya sendiri
sangat sederhana sehingga bisa dibuat beragam ukuran gauge maupun bentuk grid.
Gauge memiliki ukuran terpendek 0.20 mm dan 102 mm untuk ukuran terpanjang.
Untuk tahanan standar 350 ohm namun ada juga gauge dengan tahanan 500 ohm -
10.000 ohm untuk kepentingan khusus.
3). Touch Sensor
Spesifikasi:
> Konsumsi daya sangat sedikit
> Tegangan: 2-5.5V DC (optimal 3v)
> Dapat menggantikan fungsi tombol saklar
> Dilengkapi 4 buah lubang baut M2
> Ukuran: 24x24x7.2mm
> Output high VOH: 0.8VCC (typical)
> Output low VOL: 0.3VCC (max)
> Arus Output Pin Sink (@ VCC 3V, VOL 0.6V): 8mA
> Arus Output pin pull-up (@ VCC=3V, VOH=2.4V): 4mA
> Waktu respon (low power mode): max 220ms
> Waktu respon (touch mode): max 60ms
Konfigurasi PIN :
Sensor Sentuh
Touch Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat
mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar
apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain
sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile
Sensor). Seiring dengan perkembangan teknologi, sensor sentuh ini semakin
banyak digunakan dan telah menggeser peranan sakelar mekanik pada
perangkat-perangkat elektronik.
JENIS-JENIS SENSOR SENTUH
Berdasarkan fungsinya, Sensor Sentuh dapat dibedakan menjadi dua jenis
utama yaitu Sensor Kapasitif dan Sensor Resistif. Sensor Kapasitif atau
Capacitive Sensor bekerja dengan mengukur kapasitansi sedangkan sensor Resistif
bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.
Sensor Kapasitif
Sensor sentuh Kapasitif merupakan sensor sentuh yang sangat populer pada
saat ini, hal ini dikarenakan Sensor Kapasitif lebih kuat, tahan lama dan mudah
digunakan serta harga yang relatif lebih murah dari sensor resistif.
Ponsel-ponsel pintar saat ini telah banyak yang menggunakan teknologi ini
karena juga menghasilkan respon yang lebih akurat.
Berbeda dengan Sensor Resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk
merasakan perubahan pada permukaan layar, Sensor Kapasitif memanfaatkan sifat
konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan layar sentuhnya.
Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan konduktif (biasanya Indium
Tin Oxide atau disingkat dengan ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya
bisa disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus ataupun sarung khusus yang
memiliki sifat konduktif.
Pada saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahaan medan listrik pada
layar sentuh tersebut dan kemudian di respon oleh processor untuk membaca
pergerakan jari tangan tersebut. Jadi perlu diperhatikan bahwa sentuhan kita
tidak akan di respon oleh layar sensor kapasitif ini apabila kita menggunakan
bahan-bahan non-konduktif sebagai perantara jari tangan dan layar sentuh
tersebut.
Sensor Resistif
Tidak seperti sensor sentuh kapasitif, sensor sentuh resistif ini tidak
tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat logam.
Sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada
permukaannya. Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi, sensor sentuh
resistif ini dapat beroperasi pada bahan non-konduktif seperti pena, stylus
atau jari di dalam sarung tangan.
Sensor sentuh resistif terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan
oleh jarak atau celah yang sangat kecil. Dua lapisan konduktif (lapisan atas
dan lapisan bawah) ini pada dasarnya terbuat dari sebuah film. Film-film
umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan konduktor listrik yang
baik dan juga transparan (bening).
Cara kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan
atas mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari maupun stylus, maka film
lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah sehingga menimbulkan
aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut dan memberikan
signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.
4). Sensor Infrared
Spesifikasi dari Sensor Infrared :
· 5VDC Tegangan operasi
· Pin I / O memenuhi standar 5V dan 3.3V
· Rentang: Hingga 20cm
· Rentang penginderaan yang dapat
disesuaikan·
- Sensor
Cahaya Sekitar bawaan
· Arus suplai 20mA
· Lubang pemasangan
Konfigurasi Sensor Infrared :
sensor infrared
Detektor infra merah atau sensor inframerah jenis TSOP (TEMIC Semiconductors
Optoelectronics Photomodules) adalah penerima inframerah yang telah dilengkapi
filter frekuensi 30-56 kHz, sehingga penerima langsung mengubah frekuensi
tersebut menjadi logika 0 dan 1. Jika detektor inframerah (TSOP) menerima
frekuensi carrier tersebut, maka pin keluarannya akan berlogika 0. Sebaliknya,
jika tidak menerima frekuensi carrier tersebut, maka keluaran detektor
inframerah (TSOP) akan berlogika 1
grafik hubungan tengangan dengan jarak pada sensor infrared
SENSOR INFRARED FC-51
Modul sensor infrared FC-51 merupakan sebuah sensor yang bekerja untuk
mendeteksi adanya hambatan yang berada didepan modul sensor. Modul sensor
infrared FC-51 ini memiliki dua bagian utama yang terdiri dari IR transmitter
dan IR receiver. Fungsi dari IR transmitter adalah bagian yang bertugas untuk
memancarkan radiasi inframerah kepada sebuah objek ataupun hambatan. Sedangkan
IR receiver merupakan bagian yang berfungsi untuk mendeteksi radiasi yang telah
dipantulkan oleh objek yang berasal dari IR transmitter. Pada bagian IR
transmitter ini tampilannya sama seperti LED pada umumnya, akan tetapi radiasi
yang dipancarkan tidak dapat terlihat oleh mata manusia.
Bagian-bagian dari modul sensor infrared FC-5.
Selain terdapat IR transmitter dan juga IR receiver, Pada modul sensor infrared
ini juga terdapat beberapa bagian yang berupa potensiometer, IC LM393, LED
Obstacle dan juga LED power.
FITUR DAN SPESIFIKASI MODUL SENSOR INFRARED FC-51
Fitur :
-Ketika ada hambatan, lampu indikator hijau akan menyala
-Output level adalah digital output signal (LOW ketika mendeteksi hambatan)
-Jarak pendeteksian adalah 2 cm samapai dengan 30 cm
-Sudut pendeteksian adalah 35°
-Modul ini menggunakan komparator LM393
-Rentang jarak deteksi yang dapat disesuaikan melalui potensiometer. Ketika
potensiometer diputar searah jarum jam maka berfungsi untuk meningkatkan jarak
deteksi, dan apabila berlaanan arah jarum jam maka berfungsi mengurangi jarak
deteksi.
Spesifikasi :
-Tegangan kerja 3-5 V DC
-Konsumsi arus pada 3,3V = 23 mA dan pada 5V = 43mA
-Ukuran board 3.2 x 1,4cm
-Lubang sekrup 3mm
Sensor infra red
Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika
cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor infared terdiri dari led
infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto
transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima
sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.
Prinsip Kerja Sensor Infrared
Ketika pemancar IR memancarkan radiasi, ia mencapai objek dan beberapa radiasi
memantulkan kembali ke penerima IR. Berdasarkan intensitas penerimaan oleh
penerima IR, output dari sensor ditentukan.
Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2. Adalah
ketika cahaya infra merah diterima oleh fototransistor maka basis
fototransistor akan mengubah energi cahaya infra merah menjadi arus listrik
sehingga basis akan berubah seperti saklar (swith closed) atau fototransistor
akan aktif (low) secara sesaat seperti gambar 3:
Grafik Respon Sensor Infrared
5). Sensor UV
Sensor cahaya
ultraviolet adalah sensor cahaya yang hanya merespon perubahan intensitas
cahaya ultraviolet yang mengenainya. Sensor ini menerima input dalam bentuk
intensitas cahaya ultraviolet dan menghasilkan output dalam bentuk perubahan
besaran listrik.
Prinsip kerja sensor UV didasarkan pada radiasi sinar
ultraviolet. Ketika sinar ultraviolet menyinari permukaan sensor, foton akan
membangkitkan elektron, dan elektron ini akan diukur oleh sensor. Ada dua jenis
sensor UV:
- Sensor
UV Fotodioda : Beroperasi dengan mengukur kekuatan arus yang
dihasilkan saat cahaya ultraviolet mengenai fotodioda, untuk menentukan
intensitas radiasi UV.
- Sensor
UV Fotosel : Beroperasi dengan mengukur perubahan resistansi
yang disebabkan oleh sinar ultraviolet yang mengenai permukaan sensor,
untuk menentukan intensitas radiasi UV.
Prinsip pengukuran sensor UV
(Ultraviolet) didasarkan pada karakteristik radiasi sinar ultraviolet.
Sinar ultraviolet memiliki rentang panjang gelombang 100 hingga 400 nm dan
merupakan gelombang elektromagnetik berenergi tinggi dan berdaya tembus tinggi.
Radiasi UV berdampak signifikan pada kesehatan manusia, dan paparan radiasi UV
dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit seperti kanker kulit dan bintik
matahari. Oleh karena itu, sensor UV banyak digunakan dalam pemantauan
lingkungan, pengukuran dosis radiasi UV, sterilisasi UV, dan bidang lainnya.
Spesifikasi:
· Vin :
DC 5V 9V.
· Radius
: 180 derajat.
· Jarak
deteksi : 5 7 meter.
· Output
: Digital TTL.
· Dimensi
: 3,2 cm x 2,4 cm x 2,3 cm.
· Berat
: 10 gr.
6). Sensor Magnetic
Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat
yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada
keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh
adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk
kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap.
Implementasi dari alat ini seperti, Pengukuran medan magnet berbasis komputer
terdiri dari sensor medan magnet UGN3503, Op-Amp LM358 dan ADC 0804
Prinsip kerja : Sensor magnetik terdiri dari chip dengan
komponen magneto resistif untuk mendeteksi vektor magnetik dan magnet untuk
bias vektor magnetik yang dapat dikenali oleh komponen magneto resistif.
Chip yang digunakan dalam sensor dapat digunakan untuk
mendeteksi perubahan dalam vektor magnetik. Vektor ini mengamati aktivitas
benda magnetik saat resistansi listrik komponen magneto-resistif berubah.
Bila bias vektor elektromagnetik terjadi karena magnet
bekerja sama dengan badan magnet, maka akan terjadi gerakan di dalam chip
sensor. Sensor dapat digunakan untuk mengaktifkan fungsi kompas di menu
Navigasi.
Bahan magnetik lunak berperan penting dalam berbagai macam
sensor yang memantau sifat magnetik, arus listrik, perpindahan, dan gaya
mekanis. Bahan magnetik lunak yang paling populer yang digunakan dalam produksi
sensor magnetik meliputi kristal, nanokristal, dan senyawa magnetik lunak
polimorfik seperti paduan nikel-besi dan nikel-kobalt.
Spesifikasi:
- Jenis
reed: Normally Open
- Tegangan
kerja: 3.3-5v
- Output:
digital (0 dan 1)
- Ukuran
kecil: 3.2×1.4cm
- Comparator:
wide voltage LM393
- Lobang
baut: tersedia
Grafik respon sensor :
- Prosedur
Percobaan
- Siapkan alat dan bahan ( sensor, resistor, transistor, relay, buzzer ground, power supply, logicstate, led, baterai, voltmeter)
- letakkan alat dan bahan sesuai keinginan
- Sambung alat dan bahan
- Jalankan rangkaian
Simulasikan dengan how current use dan presentasikan (dapat dilihat pada video)
Prinsip kerja :
7. kemudian kita letakkan mobilnya di ruang bawah tanah tersebut
8. ketika hendak mengeluarkan mobil kembali, maka letakkan mobil di posisi kotak lantai yang bergerak, kemudian tekan touch sensor yang berada pada tiang dari lantai yang bergerak tersebut
ketika mobil sudah sampai diatas, infrared akan mendeteksi adanya mobil kembali, maka garasi terbuka
9. mobil siap digunakan kembali
1). Sensor Touch
Ketika seseorang ingin memarkirkan mobil, Dia akan menekan tombol pengambilan karcis (touch pad) untuk mengambil karcis masuk garasi. Ketika touch sensor disentuh maka touch sensor akan mendeteksi adanya sentuhan. Hal ini membuat sensor touch yang awalnya berlogika nol menjadi berlogika satu, ini menandakan touch sensor sudah aktif. Output dari touch sensor masuk kekaki non inverting pada rangkaian Non-Inverting Amplifier sebagai sinyal input Amplifier sebesar 5 volt juga (Vin = 5 V). Pada rangkaian Non-Inverting Amplifier terjadi penguatan, dengan perhitungan Vout = (Rf/Ri+1)Vin. Dimana nilai Rf = 10k dan Ri = 10k sehingga jika dimasukkan kedalam rumus Vout = (10k/10k+1)5 = (1+1)5 = 2x5 = 10 Volt. Didapatkan nilai Vout melalui perhitungan sebesar 10 V. Hal ini juga bernilai sama dengan yang ditunjukan oleh voltmeter dibagian output rangkaian Non-Inverting Amplifier yaitu 10 V. Nilai Vout = 10 V menunjukan bahwa Op-Amp melakukan penguatan sebesar dua kali lipat dari sinyal awalnya dan tidak terjadi perubahan fasa. Setelah dari rangkaian Non-Inverting Amplifier, tegangan 10 V diumpankan ke resistor R10 yang sebesar 10k Ohm dan berlanjut ke transistor (fixed bias), maka ditransistor terukur tegangan Vbe = 0,80 Volt. Hal ini dapat menjadi indikator on atau offnya sebuah transistor. Oleh karena nilai Vbe melebihi 0,6 maka disini transistor berstatus on. Rangkaian dari transistornya berupa rangkaian fixed bias. Dengan adanya tegangan di Vbe atau tegangan masuk kekaki base sebesar 0,80 (transistor on) maka ada tegangan dari Vcc melewati relay terus melewati kolektor terus ke emitor. Dikarenakan ada arus yang melewati kumparan relay maka switch relay akan bergerak dari kanan kekiri. Dengan sendirinya ada terjadinya loop yang menghidupi motor. Dari batre B4 memberikan suply ke motor dan keindikator lap sehingga motornya hidup. Motor hidup dan motor akan mengeluarkan karcis dan menaikan mobil.
2). Sensor PIR
Ketika mobil melewati sensor PIR, sensor ini aktif dan mengeluarkan 5 volt. Tegangan 5 volt ini kemudian menjadi sinyal input ( Volt) untuk rangkaian Voltage Follower. Pada rangkaian Voltage Follower, tegangan output (Vout) secara ideal sama dengan tegangan inputnya (), sehingga Vout tetap 5 Volt tanpa perubahan fasa. Tegangan 5 Volt ini selanjutnya diumpankan ke basis transistor dengan konfigurasi Self-Bias. Dengan adanya tegangan ini, VBE transistor terukur 0,84 Volt, yang nilainya melebihi ambang batas, membuat transistor berada dalam status ON. Transistor yang ON ini akan mengalirkan arus dari sumber daya melalui relay, menyebabkan kumparan relay aktif dan sakelar relay bergerak untuk menutup rangkaian motor. Dengan demikian, baterai B3 memberikan suplai daya ke motor dan indikator, sehingga motor hidup dan menggerakkan pintu garasi hingga terbuka.
3). Sensor Vibration
Saat mobil menimbulkan getaran, sensor vibrasi akan aktif dan mengeluarkan tegangan 5 volt. Tegangan ini menjadi input bagi detektor non-inverting (komparator). Karena input (5V) lebih besar dari tegangan referensi (0V), output komparator akan langsung menuju tegangan saturasi positif Op-Amp (misalnya +12V atau +15V), sesuai dengan rumus .
Tegangan saturasi dari komparator ini kemudian menggerakkan basis transistor emitter-stabilized bias. Dengan VBE terukur 0.89 Volt, transistor berada dalam kondisi ON. Transistor yang ON ini akan mengalirkan arus melalui relay, mengaktifkan kumparannya. Sakelar relay lalu menutup rangkaian motor, membuat motor hidup dan menurunkan mobil sambil menyalakan lampu indikator.
4). Sensor Infrared
Saat mobil menghalangi pancaran sinar inframerah dari sensor, sensor inframerah akan mendeteksi keberadaan mobil dan mengubah logikanya dari nol menjadi satu, menandakan sensor aktif. Ketika aktif, sensor inframerah akan mengeluarkan tegangan output sebesar 5 volt.
Tegangan 5 volt ini kemudian menjadi sinyal input ( Volt) untuk rangkaian Inverting Amplifier. Pada rangkaian ini, terjadi penguatan tegangan dengan karakteristik pembalikan fasa, dihitung dengan rumus . Dengan nilai dan , perhitungan Vout akan menjadi:
Didapatkan nilai Vout sebesar -10V, yang juga akan ditunjukkan oleh voltmeter di bagian output rangkaian Inverting Amplifier. Nilai -10V ini menunjukkan bahwa Op-Amp melakukan penguatan sebesar 2 kali lipat dari sinyal awalnya, disertai perubahan fasa 180 derajat.
Setelah dari rangkaian Inverting Amplifier, tegangan -10V ini diumpankan ke resistor (misalnya ) yang terhubung ke basis transistor dengan konfigurasi voltage divider bias. Pada transistor, terukur tegangan Volt. Karena nilai VBE melebihi 0.6 Volt, ini mengindikasikan bahwa transistor berada dalam status ON. Dengan transistor yang ON, tegangan dari VCC akan melewati relay, kemudian melalui kolektor ke emitor. Arus yang mengalir melalui kumparan relay akan menyebabkan sakelar relay bergerak, menutup rangkaian yang menghidupkan motor. Baterai B1 kemudian menyuplai daya ke motor dan indikator "lap", sehingga motor hidup dan membuka garasi parkir. Ketika sensor inframerah kembali off atau berlogika nol (mobil sudah parkir melewati sensor), motor akan menutup garasi parkir secara otomatis.
5). Sensor Loadcell

Sistem parkir ini menggunakan sensor load cell untuk mendeteksi keberadaan dan posisi mobil, serta mengatur alokasi parkir. Ketika mobil masuk ke area parkir dan menginjak sensor berat yang terletak di lantai, load cell akan mendeteksi adanya beban.
Sensor ini akan aktif jika beban terdeteksi lebih besar dari 12% (yang ditunjukkan oleh tegangan output 1.14 volt). Namun, jika beban kurang dari 12%, sistem akan menganggap parkiran kosong dan motor tidak akan hidup.
Pengendalian dengan Komparator dan Transistor
Tegangan output dari load cell (2.14 volt) kemudian diumpankan ke kaki non-inverting Op-Amp sebagai detektor non-inverting (komparator). Tegangan ini dibandingkan dengan tegangan referensi (V_{ref}) pada kaki inverting, yang diperoleh dari persentase pengaturan potensiometer dikalikan tegangan potensiometer. Karena tegangan pada kaki non-inverting lebih besar dari V_{ref}, output Op-Amp akan menjadi plus saturasi (+V_{sat}). Untuk Op-Amp 1458, seperti Op-Amp lainnya, penguatan open-loop (AOL) sangat besar (sekitar 100.000 kali), sehingga output akan mencapai tegangan saturasi .
Arus dari output Op-Amp yang saturasi ini akan mengalir melalui resistor menuju kaki basis transistor. Tegangan pada kaki basis transistor terukur 0.85V, yang melebihi ambang batas, sehingga transistor menjadi ON. Transistor yang ON akan memungkinkan arus mengalir dari suplai daya ke relay, kemudian melalui kaki kolektor dan emitor ke ground. Arus pada relay ini akan mengaktifkan relay menjadi ON, menyebabkan sakelar relay bergeser. Ini akan menghubungkan baterai 12V ke motor, membuat motor hidup dan lampu indikator menyala.
Logika Alokasi Parkir
Ketika motor hidup, ini menandakan bahwa parkiran tersebut sudah terisi. Dengan demikian, sistem akan mencegah mobil lain untuk diarahkan ke parkiran yang telah terisi ini. Sistem juga memiliki fungsi pengaman: jika beban pada load cell kembali turun di bawah 12% (mobil keluar) atau naik di atas 30% (indikasi adanya kesalahan atau beban berlebih), motor akan mati kembali. Ini memastikan sistem bekerja secara efisien dan mencegah penggunaan parkir yang tidak semestinya..
Sistem ini dirancang untuk menutup pintu garasi secara otomatis saat mobil sudah turun ke posisi bawah tanah, menggunakan kombinasi sensor magnet, penguat differensial, dan transistor PNP.
Ketika lantai garasi bergerak turun, sensor magnet yang terletak di atap garasi akan mendeteksi adanya bahan besi yang dipasang di ujung luar pintu geser. Deteksi ini menghasilkan dua sinyal tegangan yang berbeda, yang kemudian diumpankan ke rangkaian Op-Amp Diferensial.
Rangkaian Op-Amp Diferensial akan menguatkan perbedaan antara kedua sinyal input tersebut. Berdasarkan rumus yang Anda berikan:
Di mana V1 dan V2 adalah tegangan input yang berasal dari sensor magnet (atau dari rangkaian pembagi tegangan terkait sensor magnet), dan Rf,Ri,R1,R2 adalah resistor dalam konfigurasi penguat diferensial. Output VO dari penguat diferensial ini akan bernilai positif ketika perbedaan tegangan mencapai ambang batas yang menunjukkan pintu harus ditutup.
Output positif dari Op-Amp diferensial ini kemudian diumpankan ke basis transistor PNP yang diatur dengan emitter-stabilized bias. Karena ini adalah transistor PNP, tegangan basis (VB) harus lebih negatif daripada tegangan emitor (VE) untuk membuatnya ON (atau dengan kata lain, VEB harus melebihi sekitar 0.7V). Saat transistor PNP berada dalam kondisi ON, arus akan mengalir dari VCC (melalui emitter), melewati kolektor, dan kemudian ke kumparan relay.
Adanya arus yang mengalir melalui kumparan relay akan mengaktifkan relay, menyebabkan sakelar relay bergerak untuk menutup rangkaian motor. Motor listrik yang menggerakkan pintu garasi akan hidup, menyebabkan pintu garasi tertutup secara otomatis. Setelah pintu tertutup rapat, motor listrik akan berhenti bekerja, mengunci pintu dan menghemat daya.












.jpeg)







Komentar
Posting Komentar